Selasa, 29 April 2025

BAB 8 IPTEKS DAN PERADABAN ISLAM

 BAB 8 IPTEKS DAN PERADABAN ISLAMA.

A. Pengertian IPTEKS dan Kebudayaan Islam

    IPTEKS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni. Kata “ilmu”
berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang memiliki beberapa arti, antara lain pengetahuan,
pengajaran, adat, pemberitahuan dan pendapat. Jamak dari ‘ilm adalah ‘ulum yang berarti
science (ilmu pengetahuan), dan al’ulum yang berarti natural science (ilmu alam) (Hans Wehr,
1974:635).
    Dari definisi tersebut pengertian antara ilmu dan ilmu pengetahuan sepintas sama,
yakni berkaitan dengan pengetahuan, pengajaran, kepandaian, dan pendapat. Namun, para
ahli membedakan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Pengetahuan adalah sesuatu
yang diketahui. Pengetahuan pada umumnya bersifat common sense atau pendapat umum
yang belum teruji secara empiris dan belum tersusun secara sistematis. Sementara ilmu
pengetahuan atau scientific knowledge adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah, yang
dihasilkan melalui proses penelitian, pembuktian, pengujian dan percobaan secara
mendalam, sistematis, obyektif dan komprehensif, menggunakan berbagai metode dan
pendekatan penelitian (Abuddin Nata, 2011: 363-364).

B. Prinsip-prinsip Pokok Kebudayaan Islam
>Pengertian Peradaban Islam
Secara harfiyah, peradaban Islam adalah terjemahan dari bahasa Arab al-hadharah alIslamiyyah, atau al-madaniyah al-Islamiyah (Ahmad Syalaby, 1978:10). Beberapa pakar
mengatakan bahwa peradaban berasal dari kata adab yang mengandung pengertian tata
krama, perilaku atau sopan santun (Karim, 2007: 33). Maka Peradaban Islam adalah
kesopanan, akhlak, tata krama, dan juga sastra yang diatur sesuai syariat Islam (Muntoha
dkk, 2002: 13). Kata peradaban seringkali dikaitkan dengan kebudayaan. Padahal keduanya dapat dibedakan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa
manusia yang mewujud dalam tiga bentuk yaitu;
1) wujud ideal berupa ide, gagasan, nilai,dan norma
2) wujud perilaku berupa aktivitas manusia dalam masyarakat
3) wujudbenda berupa benda-benda hasil karya manusia.

>Peradaban Islam: Wujud dan Prinsip-Prinsip Dasar:
1. Menghormati akal. Manusia dengan akalnya bisa mewujudkan peradaban.
Oleh karenanya, peradaban Islam menempatkan akal pada posisi terhormat.
2. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Perkembangan ilmu
pengetahuan menandai majunya sebuah peradaban.
3. menghindari taklid buta. Peradaban Islam hendaknya mengantarkan umat
manusia untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti, melainkan dikritisi terlebih dahulu
agar diketahui alasannya, sehingga IPTEKS yang dihasilkan akan sejalan dengan nilai-nilai
ajaran Islam.
4. tidak membuat pengrusakan. Peradaban Islam boleh dikembangkan seluasluasnya oleh manusia, namun harus mempertimbangkan keseimbangan alam agar tidak
terjadi kerusakan di muka bumi ini.

C. Hubungan IPTEKS dan Kebudayaan Islam
    Agama dan budaya adalah dua bidang yang berhubungan dan tidak dapat dipisahkan, namun keduanya berbeda. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Sementara budaya, sekalipun berdasarkan agama dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Sebagian besar budaya didasarkan pada agama tapi tidak pernah terjadi sebaliknya, agama berdasarkan pada budaya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa agama adalah primer dan budaya adalah sekunder. Budaya dapat merupakan ekspresi hidup keagamaan, karena itu kebudayaan sub ordinat terhadap agama, dan tidak pernah sebaliknya.
    Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) dengan kebudayaan Islam adalah hubungan yang integral dan dinamis, di mana ajaran Islam memberikan landasan filosofis, etis, dan nilai-nilai yang signifikan dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS, sekaligus IPTEKS memberikan kontribusi besar dalam perkembangan dan ekspresi kebudayaan Islam itu sendiri.
    Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) dengan kebudayaan Islam adalah hubungan yang integral dan dinamis, di mana ajaran Islam memberikan landasan filosofis, etis, dan nilai-nilai yang signifikan dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS, sekaligus IPTEKS memberikan kontribusi besar dalam perkembangan dan ekspresi kebudayaan Islam itu sendiri.


>Landasan Filosofis dan Etis Islam terhadap IPTEKS:

Dalam pandangan Islam, alam semesta beserta seluruh isinya adalah ciptaan Allah SWT yang patut untuk dipelajari dan direnungkan. Al-Qur'an dan Sunnah mendorong umat Islam untuk mencari ilmu pengetahuan ('ilm) sebagai bentuk ibadah dan upaya untuk memahami kebesaran Sang Pencipta. Ayat-ayat Al-Qur'an seringkali mengajak manusia untuk berpikir, meneliti, dan mengambil pelajaran dari fenomena alam. Hadis Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya menuntut ilmu, bahkan hingga ke negeri yang jauh.

Lebih dari sekadar mencari pengetahuan, Islam juga memberikan kerangka etika yang kuat dalam pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS. Beberapa prinsip etika Islam yang relevan meliputi:

  • Tauhid (Keesaan Allah): Kesadaran bahwa segala ilmu dan kemampuan berasal dari Allah SWT menumbuhkan sikap rendah hati dan tanggung jawab dalam menggunakan IPTEKS.
  • Maslahah (Kemaslahatan): Pengembangan dan penerapan IPTEKS harus bertujuan untuk membawa manfaat dan kebaikan bagi seluruh umat manusia dan alam semesta, serta menghindari segala bentuk kerusakan (mafsadah).
  • Keadilan ('Adl): IPTEKS harus digunakan secara adil dan merata, tidak hanya menguntungkan segelintir pihak atau menimbulkan ketidaksetaraan.
  • Keseimbangan (Mizan): Pengembangan IPTEKS harus memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, serta keseimbangan antara manusia dan alam.
  • Amanah (Tanggung Jawab): Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan penggunaannya di hadapan Allah SWT.

>Kontribusi IPTEKS dalam Perkembangan Kebudayaan Islam:

Sejarah mencatat kejayaan peradaban Islam pada masa lalu yang ditandai dengan kemajuan pesat di berbagai bidang IPTEKS. Ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina (Avicenna) dalam kedokteran, Al-Khwarizmi dalam matematika, Ibnu al-Haytham (Alhazen) dalam optik, dan banyak lagi, memberikan kontribusi monumental yang mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.

Selain itu, IPTEKS juga berperan penting dalam berbagai aspek kebudayaan Islam:

  • Seni dan Arsitektur: Kemajuan dalam matematika dan geometri memungkinkan perkembangan seni arsitektur Islam yang indah dan kompleks, seperti yang terlihat pada masjid-masjid megah dengan kubah, menara, dan ornamen geometris. Seni kaligrafi juga berkembang pesat dengan memanfaatkan teknik penulisan yang indah untuk menyebarkan ayat-ayat Al-Qur'an.
  • Astronomi dan Navigasi: Ilmu astronomi sangat penting untuk menentukan arah kiblat, waktu salat, dan penanggalan Hijriah. Pengetahuan ini juga berkontribusi pada pengembangan navigasi laut yang memungkinkan perdagangan dan penyebaran Islam ke berbagai penjuru dunia.
  • Kedokteran dan Farmasi: Kemajuan dalam bidang kedokteran dan farmasi pada masa kejayaan Islam menghasilkan berbagai penemuan penting dan sistem pelayanan kesehatan yang maju pada zamannya.
  • Sastra dan Bahasa: Pengembangan ilmu bahasa Arab dan tata bahasa yang sistematis membantu dalam pemahaman dan penyebaran Al-Qur'an. Sastra Islam juga kaya dengan karya-karya yang mengandung nilai-nilai agama dan kearifan lokal.
  • Organisasi Sosial dan Pemerintahan: Prinsip-prinsip Islam tentang keadilan, musyawarah, dan kesejahteraan sosial mempengaruhi sistem pemerintahan dan organisasi masyarakat pada masa kejayaan Islam.

D. Implementasi IPTEKS dalam Kebudayaan Islam

Implementasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) dalam kebudayaan Islam merupakan proses yang dinamis dan multifaceted, di mana nilai-nilai Islam menjadi landasan etis dan panduan dalam pengembangan serta pemanfaatan IPTEKS untuk umat manusia dan alam semesta. Berikut adalah beberapa bentuk implementasinya:

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dengan Perspektif Islam:

  • Integrasi Wahyu dan Akal: Kebudayaan Islam mendorong pencarian ilmu pengetahuan ('ilm) sebagai ibadah, dengan mengakui pentingnya baik wahyu (Al-Qur'an dan Sunnah) maupun akal dalam memperoleh pemahaman. IPTEKS dikembangkan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip ajaran Islam, tidak hanya berfokus pada aspek material tetapi juga implikasi moral dan spiritual.
  • Tujuan untuk Kemaslahatan: Pengembangan IPTEKS dalam Islam selalu diorientasikan pada pencapaian maslahah (kebaikan dan manfaat) bagi seluruh umat manusia dan lingkungan. Hal ini berbeda dengan pengembangan IPTEKS yang semata-mata berorientasi pada keuntungan materi atau kekuasaan.
  • Etika dalam Penelitian dan Aplikasi: Nilai-nilai Islam seperti kejujuran, keadilan, amanah (tanggung jawab), dan kebijaksanaan menjadi landasan etika dalam melakukan penelitian ilmiah dan menerapkan teknologi. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan atau penggunaan teknologi yang merugikan manusia dan lingkungan dihindari.

2. Pemanfaatan Teknologi untuk Syiar dan Dakwah:

  • Media Dakwah Modern: Berbagai platform teknologi seperti internet, media sosial, aplikasi seluler, dan multimedia digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam, menyampaikan dakwah, dan membangun komunitas muslim secara global.
  • Pendidikan Islam Inovatif: Teknologi dimanfaatkan untuk mengembangkan metode pembelajaran agama yang lebih menarik, interaktif, dan mudah diakses, seperti platform e-learning, aplikasi pembelajaran Al-Qur'an, dan virtual reality untuk simulasi ibadah haji.
  • Pelestarian Warisan Budaya Islam: Teknologi digital digunakan untuk mendokumentasikan, melestarikan, dan mempromosikan warisan budaya Islam berupa manuskrip kuno, artefak sejarah, seni arsitektur, dan tradisi lisan.

3. Pengembangan Seni yang Islami:

  • Seni sebagai Ekspresi Keimanan: Seni dalam kebudayaan Islam, seperti kaligrafi, arsitektur masjid, seni musik Islami (dengan batasan tertentu), dan seni rupa, seringkali menjadi মাধ্যম (medium) untuk mengekspresikan keindahan ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
  • Pemanfaatan Teknologi dalam Seni: Teknologi modern seperti desain grafis, animasi, dan produksi film digunakan untuk menghasilkan karya seni yang Islami dan menyampaikan pesan-pesan kebaikan.

4. Aplikasi IPTEKS dalam Kehidupan Sehari-hari:

  • Kemudahan Beribadah: Teknologi membantu umat Islam dalam melaksanakan ibadah, seperti aplikasi penunjuk arah kiblat, pengingat waktu salat, dan platform untuk pembayaran zakat dan donasi secara daring.
  • Pengembangan Ekonomi Syariah: IPTEKS mendukung perkembangan sistem ekonomi syariah melalui platform fintech syariah, e-commerce berbasis syariah, dan sistem informasi manajemen keuangan syariah.
  • Kesehatan dan Kesejahteraan: Teknologi di bidang kesehatan dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan umat Islam, seperti aplikasi konsultasi kesehatan Islami dan sistem informasi manajemen rumah sakit berbasis syariah.

Contoh Konkret Implementasi IPTEKS dalam Kebudayaan Islam:

  • Penggunaan Augmented Reality (AR) untuk pembelajaran Al-Qur'an yang interaktif bagi anak-anak.
  • Pengembangan Artificial Intelligence (AI) untuk analisis konten Islami di media sosial dan identifikasi hoaks.
  • Pemanfaatan Virtual Reality (VR) untuk pengalaman imersif dalam mempelajari sejarah Islam atau tata cara ibadah haji.
  • Penggunaan platform digital untuk melestarikan manuskrip-manuskrip Islam kuno dan membuatnya dapat diakses oleh para peneliti di seluruh dunia.
  • Pengembangan aplikasi dan platform daring untuk konsultasi keagamaan dan bimbingan spiritual.
  • Penciptaan animasi dan film pendek yang menyampaikan nilai-nilai Islam kepada generasi muda.

Dengan demikian, implementasi IPTEKS dalam kebudayaan Islam bukan hanya tentang mengadopsi teknologi modern, tetapi juga tentang bagaimana teknologi tersebut diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam untuk mencapai kemajuan yang berberkah dan membawa manfaat bagi seluruh alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB 15 ISLAM DAN WAWASAN KEINDONESIAAN

 BAB 15 ISLAM DAN WAWASAN KEINDONESIAAN A. ISLAM DAN KEINDONESIAAN -Memahami Istilah Islam Nusantara       Makna kata “nusantara”. Nusantara...